Recent Posts

Ketika Menkes Meledek KSAU di Hadapan Panglima TNI

Menkes Bersama KSAU di Hadapan Panglima TNI
Menteri Kesehatan / Kompas

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek hadir dalam bakti sosial kesehatan yang diselenggarakan TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (28/9/2017).

Selain Nila, acara tersebut juga dihadiri Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo serta Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara.

Saat menyampaikan sambutan, Nila sempat meledek Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahyanto. Awalnya, Nila membahas soal tingginya angka kecelakaan lalu lintas.

"Satu tahun saja, angka yang kami peroleh 25.686, sekitar demikian. Kalau dibadingkan yang lain, angka ini termasuk sangat tinggi," kata Nila.

Menurut dia, kecelakaan lalu lintas menjadi persoalan nomor dua tertinggi di dunia, setelah penyakit jantung dan stroke.

Salah satu penyebab munculnya penyakit jantung dan stroke, adalah mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan berlebihan.

"Jadi penyakit kardiovaskular adalah nomer satu, penyakit stroke nomor satu," kata dia.

Nila kemudian menyinggung soal pentingnya mengonsumsi makanan sehat yang cukup kepada tamu undangan yang hadir. Secara khusus kepada Marsekal Hadi yang menurut Nila, salah satu kancing bajunya terlepas lantaran perutnya bertambah besar.

"Saya titip, Pak, kita harus makan yang sehat. Tadi pagi kita sudah diberikan makanan oleh ibu-ibu, tolong diperhatikan," kata Nila.

"Tadi Pak KSAU sampai kancingnya lepas karena perutnya tambah satu senti (meter) ke depan," ucap dia.

Celetukan Nila disambut tawa para tamu undangan. Begitu pula dengan Marsekal Hadi dan Istrinya juga ikut tertawa.

Nila kemudian mengingatkan, upaya pencegahan timbulnya penyakit lebih baik dari pada mengobati. Sebab, jika dihitung-hitung, maka biaya mengobati lebih besar daripada pencegahan.

"Kita harus kembali pada preventif promotif, kita tidak mau lagi harus kuratif karena kita mengetahui biaya kuratif ini sangat tinggi," ujarnya.

KPK Sita Empat Mobil Milik Bupati Kukar Rita Widyasari

KPK Sita Empat Mobil Milik Bupati Kukar Rita Widyasari
komisi Pemberantas Korupsi / Kompas


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita empat mobil milik Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari karena diduga terkait kasus dugaan gratifikasi yang menjerat Rita.

Rita telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas dugaan suap terkait izin perkebunan kelapa sawit dan menerima gratifikasi.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengungkapkan, empat mobil yang disita yaitu Hummer type H3, Toyota Vellfire, Ford Everest, dan Land Cruiser.

"Empat mobil tersebut diduga berada pada penguasaan RIW (Rita Widyasari) namun dengan nama pihak lain," kata Basaria, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/9/2017).

Dalam kasus ini, KPK juga menetapkan dua orang lainnya sebagai tersangka yaitu Komisaris PT Media Bangun Bersama (MBB) Khairudin, dan Hari Susanto Gun selaku Direktur Utama PT SGP (Sawit Golden Prima).

Menurut Basaria, Hari Susanto memberikan uang sejumlah Rp 6 miliar kepada Rita terkait pemberian izin operasi untuk keperluan inti dan plasma perkebunan kelapa sawit di Desa Kupang Baru, Kecamatan Muara Kaman kepada PT SGP.

"Suap diduga diterima sekitar bulan Juli-Agustus tahun 2010, dan diindikasikan ditujukan untuk memuluskan proses perizinan lokasi terhadap PT SGP," kata dia.

Selain itu, Rita dan Khairudin diduga menerima gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan Rita sebagai penyelenggara negara.

"Keduanya diduga bersama-sama menerima gratifikasi uang sebesar 775 ribu dollar AS atau setara Rp 6,97 miliar terkait sejumlah proyek di Kutai Kartanegara selama jabatan tersangka," kata Basaria.

Sebagai penerima suap, Rita disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan

Sementara, sebagai pemberi suap, Hari Susanto disangka melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 5 ayat 1 huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Terkait dugaan penerimaan gratifikasi, Rita dan Khairudin disangka melanggar Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Menteri Sosial Khofifah Maju Pilkada Jatim 2018

Menteri Sosial Khofifah Maju Pilkada Jatim 2018

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengaku terus didesak masyarakat Jawa Timur untuk maju pada Pilkada Jatim 2018.

Hal itu disampaikan Khofifah di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (28/9/2017).

"Iya, mereka mengonfirmasi terus, bagaimana Bu? Bagaimana Bu?" ujar Khofifah.

Sejumlah elemen masyarakat di Jatim, lanjut Khofifah, sudah menyatakan mendukung langkah Khofifah untuk bertarung di Pilkada Jatim.

"Dari berbagai elemen, anak muda, yang ormas, yang pesantren, yang guru ngaji, mereka sudah bergerak secara natural," ujar Khofifah.

Ia mengklaim, sudah mengantongi dukungan riil partai politik yang cukup membawanya maju sebagai bakal calon kepala daerah di Jatim.

"Kalau Jatim, parpol kan minimal 20 persen (kursi di DPRD Jatim). Kalau dihitungnya begitu, ya cukup," ujar Khofifah.

Terkait statusnya saat ini sebagai Menteri Sosial, Khofifah ingin prosesnya terjun ke dunia politik Jatim dan kerja sebagai menteri bisa berjalan secara harmonis tanpa mengganggu satu sama lain.

Khofifah tetap ingin memaksimalkan 'gerilyanya' mencari dukungan partai dan elemen masyarakat hingga waktu pendaftaran tiba.

Namun, ia juga masih ingin fokus menjalankan program di Kementerian Sosial.

"Saya ingin suasana semua berjalan sama-sama kondusif. Yang di Kemensos juga butuh suasana kondusif agar bisa mempersiapkan segala sesuatunya karena mandat 2018 dari Presiden harus dipersiapkan maksimal," ujar Khofifah.

Ketika ditanya kapan akan memastikan benar-benar maju di Pilkada Jatim, Khofifah enggan menjawabnya.

Ia hanya mengatakan bahwa batas pendaftaran bakal calon kepala daerah di Indonesia, yakni serentak pada Januari 2018. ( kompas)

Anjuran Bershalawat

Shalawat dan Anjuran

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰٓٮِٕڪَتَهُ ۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّۚ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا

“InnaLlaaha wa malaai’katahu yushalluuna ‘ala ‘n-Nabiyy, Yaa ayyuha ‘l-ladziina aamanuu shalluu ‘alayhi wa sallimuu tasliimaa.”

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzaab, 33:56)

Para Malaikat diperintahkan untuk bershalawat atas Nabi (saw).
Mengapakah mereka diperintahkan untuk melakukan shalawat? Ada hikmah di situ. Mereka diperintahkan untuk bershalawat, karena ketika kita bershalawat atas Nabi (saw), mereka, yaitu para Malaikat, akan menjawab shalawat kita dengan shalawat mereka.
Jawaban mereka akan mengangkat diri kita dan membuat kita naik melalui kekuatan-kekuatan ruhaniah kita. Kalian tidak mengetahuinya karena kalian tidak merasakannya sebab kalian terhijab. Tapi pada hakikatnya, ketika kalian bershalawat, kalian akan memperoleh satu shalawat dan kalian tidak dapat membayangkan limpahan karunia yang Allah (swt) akan berikan bagi kalian.
Jika kalian membaca shalawat satu kali, kalian memperoleh satu pahala, jika kalian membaca shalawat dua kali, kalian memperoleh lebih banyak pahala, dan shalawat yang pertama tak akan pernah menyerupai shalawat yang kedua; Shalawat-shalawat itu pasti berbeda (tajalinya, red.).
Dan selama kalian membaca shalawat, Allah (swt) mengirimkan pada kalian shalawat-shalawat pula, ini yang Dia telah sebutkan (dalam ayat di atas).
Syeikh Hisham Kabbani
Nazimiyya Indonesiae
www.naqsybandi.com
Saya menerima nasehat dari Syeikh Hisham seperti di atas saat mendampingi Gus Dur bersilaturahmi ke Beliau di Permata Hijau.
Saya amalkan Sholawat bersama jamaah Akar Djati Cirebon dan Keluarga besar Al-Mizan Jatiwangi.
Dan tiap pagi Jumat,  kami berdzikir dan bersholawat di Masjid Kebanggaan kami: Al-Mizan.
صلوا على سيدنا محمد......

Lebih Rajin Membaca Shalawat

Semalam saat saya Menghadiri Acara Kecamatan Bersholawat, Saya mengajak anak anak muda untuk lebih rajin membaca shalawat. Karna dengan membaca shalawat hidup kita bukan hanya slamat tapi insya Allah juga kelak kita akan mendapat Syafaat Rasulallah SAW.

Ada kisah menarik tentang bagaimana keluarbiasaan Shalawat. Dimana pada suatu ketika, di musim haji, Syaikh Sufyan ats-Tsauri tengah melaksanakan thawaf di Baitullah. Ketika itu Syaikh Sufyan melihat seorang lelaki yang selalu membaca shalawat setiap ia melangkahkan kaki.

Syaikh Sufyan lalu menghampiri laki-laki tersebut, dan menegurnya, "Wah, kalau begini anda telah meninggalkan bacaan tasbih dan tahlil. Anda hanya terfokus pada shalawat untuk nabi SAW saja. Apa alasan anda melakukan amalan ini?"

Laki-laki itu kemudian balik bertanya kepada Syaikh Sufyan, "Siapakah anda ini? Semoga Allah memberikan anda karunia kesehatan dan keselamatan!"

Syaikh Sufyan menjawab, "Aku Sufyan ats-Tsauri."

Laki-laki itu berkata, "Baiklah, akan saya ceritakan kisah saya. Andaikata tidak karena anda adalah orang luar biasa di masa ini, niscaya saya tidak akan menceritakan karunia yang dianugerahkan kepada saya, dan niscaya saya tidak akan membuka rahasia yang diberikan Allah pada saya."

Kemudian laki-laki itu berkisah, "Pada suatu hari, saya dan ayah saya pergi untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah perjalanan, ayah saya mengalami sakit, maka saya berhenti dulu untuk mengobatinya. Lalu di suatu malam yang memilukan, ayah saya meninggal dunia dengan wajah yang menghitam legam.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, ayahku telah meninggal dengan wajah yang menghitam, ujar saya dalam hati. Saya merasa sangat sedih sekali menyaksikan keadaannya.

Lalu saya mengambil selembar kain dan menutupi wajahnya. Saya begitu larut dalam kesedihan dan terus memikirkan, apa yang akan dikatakan orang-orang jika melihat wajah ayah saya yang hitam legam. Dalam keadaan seperti itu, saya diserang kantuk dan jatuh tertidur.

Tiba-tiba saya bermimpi melihat seorang laki-laki yang sangat tampan, belum pernah saya melihat laki-laki setampan itu, seumur hidup saya.

Pakaiannya begitu bersih dan dari tubuhnya tercium aroma yang sangat harum, bukan seperti wewangian biasa. Kemudian laki-laki itu melangkah menuju jasad ayah saya dan membuka kain penutup wajahnya. Lalu laki-laki itu mengusapkan telapak tangannya ke wajah ayah saya. Maka tiba-tiba saja wajah ayah saya menjadi putih bersinar-sinar.

Ketika laki-laki itu hendak beranjak pergi, saya memegang bajunya dan bertanya, 'Wahai hamba Allah, siapakah anda, yang telah dikaruniai Allah untuk menyelamatkan ayah saya dan melenyapkan kegundahan di hati saya?'

Laki-laki itu lalu menjawab, "Tidakkah kamu mengenalku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah, yang mendapat wahyu Al Qur'an. Ketahuilah, ayahmu semasa hidupnya adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Akan tetapi, ia banyak membaca shalawat untukku.

Ketika kematian menghampirinya, ia meminta pertolonganku. Aku banyak menolong orang yang banyak membaca shalawat untukku." Kemudian saya bangun dan melihat wajah ayah saya yang telah menjadi putih bersinar."

(Afdhalish Shalawat Alaa Sayyidis Saadat, Yusuf An-Nabhani).

Subhanallah ..!

Allahumma Shalli wa Sallim 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad ...

Reaksi Umar dan Abu Bakar Mendengar Berita Wafatnya Rasulullah ﷺ

Reaksi Umar Saat Mendengar Rasulullah ﷺ Wafat

Kabar wafat Rasulullah saw yang didengar dengan kedua telinga Umar ra telah mengeluarkanya dari kesadaran. Beliau berdiri dan bersuara dengan lantang, “Laki – laki dari kaum munafik membuat isu bahwa Rasulullah saw telah wafat. Rasulullah saw sesungguhnya masih hidup. Ia hanya pergi menemui Rabbnya sebagaimana Musa bin Imran pergi meninggalkan kaumnya selama empat puluh hari, kemudian kembali kepada mereka, dan itu setelah diisukan bahwa ia telah mati. Demi Allah, Rasulullah saw akan kembali dan akan memotong tangan dan kaki laki – laki yang menyebarkan isu bahwa beliau telah wafat.”

Sikap Abu Bakar atas Wafatnya Rasulullah saw.

Abu Bakar tiba dari kediamannya di Sunh, dengan menunggang seekor kuda. Begitu turun dari punggung kudanya, ia langsung menuju ke mesjid. Tanpa mengatakan apa – apa kepada masyrakat, ia memasuki rumah Aisyah dan terus menuju ke tempat Rasulullah saw. Yang berbaring ditutup sehelai kain yang dihiasi aneka warna.

Abu Bakar menyingkap kain yang menutupi wajah Rasulullah saw., merunduk, lalu mencium kening beliau dan air matanya pun mengalir deras. Sesaat kemudian ia mengatakan, “Walau dengan bapak dan ibuku engkau kutebus, wahai Rasulullah, Allah tidak mengumpulkan padamu dua kematian. Sedangkan satu kematian yang telah ditentukan kepada engkau, telah kau jalani.”

Sementara Umar tengah berbicara di depan orang – orang, Abu Bakar keluar dan menyuruhnya untuk duduk. “Wahai Umar, duduklah!” ujar Abu Bakar.

Umar enggan menuruti suruhan itu, akan tetapai orang – orang segera meninggalkanya dan menghadapkan wajah mereka ke arah Abu Bakar. 


Abu Bakar kemudian angkat bicara, “Amma Ba’du, barangsiapa di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barang siapa di antara kalian yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah hidup dan takkan pernah mati. Allah berfirman, `Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul . Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang ? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.’ (QS Ali Imran 144)

Ibnu Abbas menyebutkan, “Demi Allah, pada waktu itu, tampak seakan – akan semua orang belum pernah tahu bahwa Allah telah menurunkan ayat tersebut kecuali setelah Abu Bakar membacakanya. Mereka semua kemudian menyambut ayat itu sehingga aku mendengar ayat itu dibacakan oleh semua orang tanpa kecuali.”

Ibnu Musayyab meriwayatkan bahwa Umar mengatakan, “Demi Allah, aku tidak ingat ayat itu kecuali setelah Abu Bakar membacanya. Saat itu aku tercengang sampai – sampai aku merasa kedua kakiku tidak membawaku lagi. Ketika itu aku limbung ke lantai setelah mendengar Abu Bakar membacakan ayat itu, aku baru yakin bahwa Nabi saw. Benar telah wafat. ” (HR Bukhari)

Detik Detik Wafatnya Rasulullah ﷺ

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada saat sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan (Wada’). Pada masa itu Rasulullah SAW berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril AS dan berkata,

“Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu.”

Setelah Malaikat Jibril AS pergi maka Rasulullah SAW pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah SAW pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril AS. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata, “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna.”

Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah SAW itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma.” Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar ra. pun berkata, “Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahwa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah SAW. Hasan dan Husein menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar ra. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah SAW tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, “Ya Rasulullah SAW, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau.” Apabila Rasulullah SAW mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah SAW sampai di rumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah SAW melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya, “Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?” Kemudian Ali ra. berkata, “Ya Rasulullah SAW, Abu Bakar ra. mengatakan turunnya ayat ini adalah tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?.” Lalu Rasulullah SAW berkata, “Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat”. Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah SAW, maka ia pun menangis sekuat-kuatnya hingga jatuh pingsan.

Sementara ‘Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda.” Rasulullah SAW berkata, “Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah SAW sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal ra, “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku kemari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash].”

Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata, “Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal ra. berkata, “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW unluk mengambil tongkat beliau.” Kemudian Fathimah ra. berkata, “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Berkata Bilal ra, “Wahai Fathimah, Rasulullah SAW telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fathimah ra. lagi, “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah SAW?” Bilal ra. tidak menjawab perlanyaan Fathimah ra., Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah.

Melihat hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata, “Wahai ‘Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah tetapi kamu qishashlah kami berdua.” Apabila Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera beliau berkata, “Wahai Abu Bakar, Umar dudukiah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.” Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, “Wahai ‘Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah” Lalu Rasulullah SAW berkata, “Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.” Setelah itu Hasan dan Husein bangun dengan berkata, “Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata, “Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah SAW, “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”

Kemudian ‘Ukasyah berkata, “Ya Rasulullah SAW, engkau telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah SAW pun membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah ‘Ukasyah melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium badan beliau dan berkata, “Saya tebus engkau dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukulmu. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badanmu yang dimuliakan Allah dengan badan saya. Dan Allah menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya.” Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, “Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW di dalam syurga.”

Apabila ajal Rasulullah SAW makin dekat maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: “Selamat datang kamu semua semoga Allah SWT mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mentaati segala perintah-Nya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah SWT, kemudian yang akan menshalat aku ialah Jibril AS, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bershalat ke atasku.”

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, “Ya Rasulullah, engkau adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini engkau memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila engkau sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam saja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati.”

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasulullah SAW bermula. Dalam bulan safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan sering diziarahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa Rasulullah SAW diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin. Pada hari Senin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal ra. menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke rumah Rasulullah SAW. Sesampainya Bilal ra. Di rumah Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun memberi salam, “Assalaamualaika ya rasulullah.” Lalu dijawab oleh Fathimah ra., “Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan beliau.” Setelah Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fathimah ra. maka Bilal ra. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra. itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan baginda berkata, “Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan shalat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir.” Setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata, “Aduh musibah.”

Setelah Bilal ra. sampai di masjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya. Abu Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia jatuh pingsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra, “Wahai Fathimah apakah yang telah berlaku?.” Maka Fathimah ra. pun berkata: “Kekecohan kaum muslimin, sebab ayah tidak pergi ke masjid.” Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka beliau pun bershalat subuh bersama dengan para jemaah.

Setelah selesai shalat subuh maka Rasulullah SAW pun berkata, “Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia.” Setelah berkata demikian maka Rasulullah SAW pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail AS, “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masukiah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi salam, “Assalaamu’alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?” (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?)

Apabila Fathimah mendengar orang memberi salam maka iapun berkata, “Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat.” Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah ra., “Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu.” Maka Fathimah ra. pun berkata, “Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggilmu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa ayah sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?.” Jawab Fathimah,”Tidak ayah.” “Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur.”

Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah SAW mendengar tangisan Falimah ra. Maka beliau pun berkata, “Janganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku.” Kemudian Rasulullah SAW pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, “Assalamu’alaikum ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW menjawab: “Wa’alaikas saalamu, wahai lzrail engkau dating menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?” Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali.” Berkata Rasulullah SAW, “Wahai lzrail, dimanakah kamu tinggalkan Jibril?” Berkata lzrail, “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia.”

Tidak beberapa lama kemudian Jibril AS pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah SAW. Apabila Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril AS maka Rasulullah SAW pun berkata, “Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat” Berkata Jibril AS, “Ya aku tahu.” Rasulullah SAW bertanya lagi, “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah SWT” Berkata Jibril AS, “Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu.”

Berkata Rasulullah SAW, “Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti.” Berkata Jibril AS, “Allah SWT telah berfirman yang bermaksud, “Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga.”

Berkata Rasulullah SAW: “Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku.” Selelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah SAW pun berkata: “Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati.” Jibril AS mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril AS itu maka Rasulullah SAW pun berkata: “Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?” Jibril AS berkata, “Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?”

Anas bin Malik ra. berkata, “Apabila ruh Rasulullah SAW telah sampai di dada beliau telah bersabda, “Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu.”

Ali ra. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah SAW berkata, “Umatku, umatku.”

Telah bersabda Rasulullah SAW bahwa Malaikat Jibril AS telah berkata kepadanya, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu.”